Ini cerita tentang Aku , Kamu , dan Dia. Kamu dan Dia adalah teman dekat, Dia dan Kamu adalah teman dekat juga. Aku mencintai kamu jauh sebelum Dia mengenal Aku, sebelum Dia hadir dalam hidupku, Aku telah mencoba hadir dalam hidup Kamu. Sebelum Dia melihatku, Aku sudah melihatmu, tapi Kamu tak pernah melihat Aku :) Aku selalu memerhatikan Kamu, tapi Kamu selalu memerhatikan yang lain.
Aku mencoba berbicara dengan Kamu pada sebuah media sosial. Aku berkata,"Aku suka ketika tatapan Kamu dan Aku bertemu dalam satu titik dan memberikan sensasi yang luar biasa~ meskipun itu hanya beberapa detik sekalipun". Lalu Kamu membacanya dan memberikanku jempolmu, Aku bahagia. Esok harinya saat Apel pagi, Kamu ada di antara kerumunan teman - teman Kamu dan Dia yang sangat asing bagi Aku. Kamu tersenyum ngakak, Aku melihat rahang Kamu terbuka lebar dan deretan gigi bogang itu dengan polesan senyum manis Kamu yang membuatku tersenyum tipis, lalu Aku mencoba berbicara padamu "Pagi Berkah. Apel yang membosankan menjadi sebuah hadiah yang indah dg melihat deretan gigi bogang dan senyum manisnya Kamu~ ^^ ", sekali lagi Kamu membacanya dan hanya jempol lagi yang Kamu berikan. Istirahat sekolah, Aku dan temanku menuju kelas Kamu dg harapan Aku mampu melihat Kamu karna rindu yang bergejolak ini, kudapati bayang bayang Kamu hilang, lalu Aku kembali, di tengah perjalanan Aku dan Kamu berpapasan, Aku sedih. Kamu menolehkan wajah seakan Aku ini adalah barang menjijikan dimata Kamu :')
Hingga suatu hari Aku mulai lelah untuk menghadapi semua ini. Semua hal yang tak pernah terbalaskan. hingga pada akhirnya Dia menghampiriku,memberikan kabahagiaan kecil dan Aku melihat itu. Ya, Dia yang jadi teman dekat Kamu. Aku mencoba berpaling dari Kamu dan beranjak pergi ke Dia. Dia mencoba berusaha membuka gembok hati Aku yang ku sedikana untuk Kamu. Aku mencoba bertahan dengan tidak melibatkan rasa , tapi apa daya , Dia dengan semangat pantang menyerahnya terus mencoba dan mencoba.
Pada akhirnya, Aku sedikit teringat oleh sikap Kamu kepada Aku. Aku sedih , ya , sangat sedih mengingat Kamu seakan tak pernah menatap Aku ada. Akhirnya , Aku mencoba membuka hati untuk Dia , Dia yang telah bersusah payah mencoba mencongkel Kamu dari hatiku. Aku dan Dia akhirnya menjadi Kami. Setiap hari , setiap saat , selalu Kami lewati bersama, canda tawa suka dan duka Kami lalui bersama hingga hampir satu tahun lamanya~ dan Aku akhirnya mencoba membuat fakta bahwa Aku sudah melupakan Kamu. Aku bahagia bersama Dia, Kami , waktu yang telah Kami lewati sungguh menjadi memori indah yang yak terlupakan. Bahkan Aku sempat melupakan bagaimana rasanya rindu yang tertahankan karena senyum manis Kamu.
Tapi, Aku merasa ada yang salah. Sesuatu yang tak harus ada dan dilakukan. Apa ? Aku bertanya tanpa suara. beberapa hari kemudian Kami , Aku dan Dia , kembali menjadi Aku dan Dia. Karna Aku tau bahwa tak sepantasnya rasa tak terbalaskan ini ku lampiaskan kepada Dia, Dia yang setulus itu kepada Aku. Dosa kah Aku bila Aku masih mencintai Kamu tapi Aku dan Dia melebur menjadi Kami ? Ya , memang salah , karna Aku hanya membohongi perasaanku. akhirnya , Dia dengan dewasa menerima fakta yang ada dan menjadikanku Sahabat juga, dan Aku masih dengan rasa yang sama tp lebih berfokus ketujuan yang hebat, dan Kamu masih dengan Kamu yang dingin dan misterius. Sampai saat ini Aku , Kamu , dan Dia tetaplah menjadi Aku , Kamu , dan Dia Sahabat.